BAB I
PEMBAHASAN
A.
Hakikat Membaca
Kridalaksa mengemukakan
bahwa dalam kegiatan membaca melibatkan dua hal, yaitu:
1.
Membaca yang berimflikasi adanya pemahaman;
2.
Teks yang berimflikasi adanya penulis.
Membaca pada hakikatnya adalah proses yang bersifat fisik dan
psikologis, proses yang berupa fisik merupakan kegiatan mengamati tulisan
secara visual dan merupakan proses mekanis dalam membaca. Proses mekanis
tersebut dilanjut dengan mengelola informasi. Prosep psikologis itu dimulai
indra visual mengirimkan hasil pengamatan terhadap tulisan ke pusat kesadaran
melalui sistem syaraf, melalui proses decoding gambar-gambar bunyi dan
kombinasinya itu kemudian diidentifikasi, diuraikan, dan diberi makna. (Membaca
Untuk Kelas 3. 2003: 26)
Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan
banyak hal.Karena, dalam
membaca tidak hanya melapalkan tulisan-tulisan melainkan melibatkan aktivitas
visual dan berpikir. (Sutoyo. 2000:203).
Membaca adalah suatu proses yang dilakulan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui
media kata-kata/ bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata
yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan
makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak
terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau
dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.
Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian
kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding process),
berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding).
Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata
tulis (written word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning)
yang mencakup pengubahan tulisan/ cetakan menjadi bunyi yang bermakna. (Prof.Dr.
Hendry Guntur Tarigan. 2008:7)
Istilah-istilah linguistikdecoding dan encoding
tersebut akan lebih mudah dimengerti kalau kita dapat memahami bahwa bahasa (language)
adalah sandi (code) yang direncanakan untuk membaca/ mengandung makna (meaning).
Membaca pun dapat diartikan sebagai suatu metode yang kita pergunakan untuk
berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan kadang-kadang dengan orang lain, yaitu
mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-lambang
tertulis. Bahakan, ada pula beberapa penulis yang seolah-olah beranggapan bahwa
membaca adalah suatu kemampuan untuk melihat lambang-lambang tertulis serta
mengubah lambang-lambang tersebut melalui fonik (phonics =suatu metode
pengajaran membaca, ucapan, ejaan, berdasarkan interpretasi fotenik terhadap
ejaan biasa) menjadi/ menuju membaca lisan (oral reading) membaca dapat
pula dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat,
melihat pikiran yag terkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Jelaslah bagi
kita bahwa membaca adalah suatu proses yang bersangkut paut dengan bahasa.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembicaraan di atas adalah bahwa membaca
adalah memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya. (Prof.Dr. Hendry
Guntur Tarigan.2008:8)
B.
Tujuan Membaca
Kegiatan
membaca yang dilakukan oleh seseorang tentu meemiliki tujuan tertentu, yaitu
tujuan umum dan khusus.
1.
Tujuan umum
Tujuan
utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup
isi, memahami makna bacaan.
Berkaitan
dengan tujuan membaca, Rivers dan Temperly (1978) mengajukan tujuh tujuan utama
dalam membaca:
a.
Untuk memperoleh informasi untuk suatu tujuan atau merasa penasaran
tentang suatu topik;
b.
Untuk memperoleh berbagai petunjuk tentang cara melakukan suatu
tugas bagi pekerjaan atau kehidupan sehari-hari (misalnya, mengetahui cara
kerja alat-alat rumah tangga);
c.
Untuk berakting dalam sebuah drama, bermain game, menyelesaikan teka
teki;
d.
Untuk berhubungan dengan teman-teman dengan surat menyurat atau
untuk memahami surat-surat bisnis;
e.
Untuk mengetahui kapan dan di mana sesuatu akan terjadi atau apa
yang tersedia;
f.
Untuk mengetahui apa yang sedang terjadi atau telah terjadi (sebagaimana
dilaporkan dalam koran, majalah, dan laporan);
g.
Untuk memperoleh kesenangan atau hiburan.
2.
Tujuan Khusus
a.
Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang
telah dilakukan oleh tokoh, apa-apa yang telah dibuat oleh tokoh, apa yang
telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang
dibuat oleh tokoh.Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh
perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for detail or facts);
b.
Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik
dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau
yang dialami tokoh, dan merangkumkan hal-hal yng dilakukan oleh tokoh untuk
mencapai tujuannya.Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide
utama(reading for main ideas);
c.
Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada
setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua dan
ketiga/seterusnya, setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah,
adegan-adegan atau kejadian-kejadian buat dramatisasi. Ini disebut membaca
untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for
sequence or organization);
d.
Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh
merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh pengarang
kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas yang
dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal.Ini disebut membaca
untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference);
e.
Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak bisa,
tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah
cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokkan,
membaca untuk mengklasifikasikan (reading to classify);
f.
Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan
ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh
tokoh, atau bekerja seperti cara tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini disebut
membaca menilai, membaca mengevaluasi (reading to evaluate);
g.
Membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah, bagaimana hidupnya
berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai
persamaan, dan bagaimana tokoh menyerupai membaca. Ini disebut membaca untuk
memperbandingkan atau mempertentangkan (reading ucompare or contras). (Prof.Dr.
Hendry Guntur Tarigan.2008: 9-11)
C. Fungsi Membaca
Kemampuan membaca merupakan faktor yang sangat mendasar bagi perkembangan sumber
daya manusia. Kemampuan membaca bagi
siswa juga merupakan kemampuan dasar dalam belajar. Karena hampir semua kemampuan untuk
memperoleh informasi dalam belajar tergantung pada kemampuan tersebut. Melalui
membaca, siswa dapat menggali informasi,mempelajari pengetahuan,memperkaya
pengalaman,mengembangkan wawasan dan mempelajari segala sesuatu. Oleh sebab
itu,siswa yang belum mampu membaca dengan baik,akan kesulitan dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran pada semua mata pelajaran. Mereka akan mengamati kesulitan
menangkap dan memahami informasi yang disajikan dalam berbagai buku
pelajaran,buku-buku bacaan penunjang, dan sumber-sumber belajar tertulis
lainnya. Siswa tersebut juga akan lambat dalam menyerap pelajaran akibat
terganggu atau lambatnya perolehan kemampuan membaca sehingga perkembangan
belajar siswa selanjutnya akan terlambat bahkan gagal.
Kegiatan membaca mempuyai manfaat yang
besar pada diri,menurut Jordan E.Ayan (dalam kuantum reading. 2004 36) bahwa
membaca mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Membaca menambah kosakata dan
pengetahuan akan tata bahasa dan kata kalimat. Membaca memperkenalkan kita pada
banyak ragam ungkapan kreatif. Dengan demikian,dapat mempertajam kepekaan
bahasa dan kemampuan menyatakan perasaan;
2. Banyak buku dan artikel yang mengajak
kita untuk berintrospeksi
diri dan melontarkan pertanyaan serius mengenai nilai perasaan dan hubungan
kita dengan orang lain;
3. Membaca memicu imajinsi. Buku atau catatan
yang baik mengajak kita membayangkan dunia beserta isinya, lengkap dengan
segala kejadian,lokasi, dan karakternya.
Dengan demikian, banyak manfaat yang dapat
kita ambil dari kegiatan membaca. Dengan membaca kita dapat “Membuka Jendela
Dunia”. Artinya dengan membaca maka akan
didapat berbagai pengetahuan dan informasi yang akan memperkaya dirinya dalam
melihat cakrawala dunia, dan dengan membaca, kita juga akan memperoleh
kesenangan. Hal ini terjadi jika yang kita baca adalah bacaan-bacaan sastra,
biografi tokoh, dan bacaan ringan lainnya. Selain itu, dengan membaca kita akan
mendapatkan penilaian dan kritik. Ini dapat terjadi jika yang kita baca adalah
bacaan-bacaan yang berkaitan dengan profesi kita atau kegiatan yang sering kita
lakukan. Dengan membaca kita juga akan mendapatkan nilai,sikap,dan ajaran-ajaran moral
tertentu. Hal ini terjadi jika yang kita baca adalah buku atau bacaan semacan
kitab suci maupun buku kerohanian yang lain. Membaca juga dapat bermanfaat
untuk penyembuhan. Penyembuh bukan hanya diartikan sebagai penyembuh penyakit
fisik saja, tetapi juga penyakit psikis.
Membaca juga dapat dijadikan tujuan
mencari pahala, bahkan membaca merupakan ibadah yang paling utama (setelah
ibadah fardu). Membaca yang semula merupakan sarana mencari pengetahuan
ternyata dapat dijadikan tujuan.Selain tujuan mencari pahala membaca juga dapat
dijadikan pengobat hati yang sakit dengan syarat bacaan itu di sertai dengan
pemahaman.
D. Teori Membaca
Teori membaca adalah rincian yang
sistematis tentang proses membaca dan faktor-faktor yang mempengaruhi, yang
diharapkan dapat menggambarkan secara teknis dan jelas bagaimana proses membaca
itu berlangsung. Banyak manfaat yang dapat kita ambli dari mempelajari teori
membaca. Bagi orang awam umumnya, manfaat teori membaca adalah untuk mengetahui
dan meningkatkan kemampuan membaca.
Berdasarkan pendekatan konseptual,
muncul teori membaca goodman. Goodman
(kenneith s .goodman), memandang membaca sebagai proses komunikasi dengan dasar titik tolaknya pada linguistik terapan, yaitu sebagai sesuatu yang mengandung pesan. Prinsip-prinsp pengajarannya sebagai berikut :
(kenneith s .goodman), memandang membaca sebagai proses komunikasi dengan dasar titik tolaknya pada linguistik terapan, yaitu sebagai sesuatu yang mengandung pesan. Prinsip-prinsp pengajarannya sebagai berikut :
1. Membaca selalu berlibat dengan level
pemahaman tertentu, karena membaca selalu mengungkapkan sesuatu;
2. Paparan bahasa dalam tulisan harus diperhatikan;
3. Membaca dan menulis permulaan tidak di
perkenankan menggunakan kosakata yang terlalu besar, artinya kosakata itu
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari;
4. Bahasa yang digunakan harus yang sudah
dikenal anak;
5. Hindari menggunakan gambar untuk
menerangkan makna;
6. Mengusahakan kesejajaran membaca,
menyimak dan menulis.
Pandangan terhadap proses membaca adalah
sebagai berikut :
1. Membaca dimulai dengan bentuk bahasa
penulis;
2. Tujuan membaca adalah merekonstruksi
makna yang ada dalam diri pengarang;
3. Ada hubungan bahasa lisan dengan bahasa
tulis, khususnya dalam penulisan tentang alfabetis;
4. Persepsi visual termasuk dalam proses
membaca. Artinya proses membaca bukan dimulai ketika seseorang memaknai kata
tetapi begitu orang melihat tanda baca, mulai itulah proses membaca
berlangsung;
5. Bentuk huruf, urutannya serta
kelompoknya tidak membawa makna pada dirinya, maknanya ada pada diri pengarang
atau pembaca;
6. Pada umumnya, pembaca mampu
merekonstruksi apa yang ditekankan oleh pengarang.
Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam proses membaca oleh pembaca adalah :
1. Tulisan, yang berfungsi sebagai input
garfis,yaitu yang tercetak atau terlihat;
2. Bagaimana bahasa itu bekerja dan
bagaimana bahasa itu digunakan oleh pembaca. Misalnya pemilihan kata-kata
diksinya;
3. Seberapa banyak pengetahuan dan
pengalaman pembaca yang digunakan untuk merekonstruksi makna yang dituangkan
oleh pengarang, misalnya perbedaan profesi.
Sistem
Perseptual Yang Termasuk Dalam Membaca:
1.
Membaca Sebagai Proses Visual
Tokoh
teori ini adalah Emile Javar. Pandanagan yang menganggap membaca sebagai proses
visual, memusatkan perhatian pada proses: memperluas jangkauan mata, gerak,atau
dipersingkat, untuk tingkat lanjut. Proses membaca menurut teori ini adalah :
a. Sebelum membaca yang sebenarnya baru
dimulai, pembaca mengamati bacaan secara global;
b. Ketika proses membaca dimulai mata
bergerak-gerak, melompat-melompat dari kiri ke kanan dengan rentangan lompatan
yang tidak sama lebarnya. Setiap lompatan diikuti dengan pemberhentian sesaat (fiksasi/
sedang mencamkan) untuk memaknai yang telah membaca dalam satu lompatan;
c. Setelah baris yang pertama berhasil dibaca,
selanjutnya mata membuat lompatan panjang ke kiri, ke awal baris kedua untuk
kemudian melakukan lompatan-lompatan membaca seperti baris pertama tadi.
2.
Membaca Sebagai Proses Menerapkan Perangkat
Keterampilan
Tokoh
teori ini adalah William S Gray. Pendapatnya : membaca tidak lain dari kegiatan
pembaca menerapkan sejumlah keterampilan mengolah tuturan tulisan (bacaan) yang
dibacanya dalam rangka memahami bacaan itu. Jenis-jenis keterampilan yang
dianggapnya mendasar sifatnya ialah :
a.
Keterampilan
mengenal atau merekognisi kata;
b.
Keterampilan
memahami isi tersurat, yang meliputi :
·
Keterampilan
menangkap ide pokok paragraf dan ide-ide penjelas;
·
Keterampilan
menemukan hubungan antara ide dalam bacaan;
·
Keterampilan
menangkap isi pokok dalam bacaan.
c.
Keterampilan
memahami isi yang tersirat yang meliputi :
·
Keterampilan
mengidentifikasi tujuan atau maksud pengarang, “mood” serta sikapnya
terhadap pembaca;
·
Keterampilan
menalarkan pemilihan kata-kata, gaya bahasa, dan retorik dari pengarang;
·
Keterampilan
menentukan nilai dan fungsi isi bacaan berdasarkan pengetahuan serta pengalaman
yang telah dimiliki sebelumnya oleh pembaca.
3.
Membaca Sebagai Proses Berpikir dan Bernalar
Teori
ini dirintis pengembangnya oleh Edward L.Thordike. Menurut pendapatnya, berpikir
adalah kegiatan jiwa yang tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan proses
membaca. Dalam membaca bekerja bermacam-macam ide berpikir termasuk didalamnya
:
a. Kegiatan mengkognisi, yaitu kegiatan
mengenal kata;
b. Kegiatan mengingat (memory),
yaitu kegiatan mengingat hasil pengajaran yang telah dimiliki untuk
mentafsirkan makna kata-kata, simbol-simbol dan ide-ide;
c. Kegiatan berpikir konvergentif, yaitu
menghasilkan nalar secara induktif;
d. Kegiatan berpikir divergentif, yaitu
menghasilkan nalar secara deduktif;
e. Kegiatan menilai, yang meliputi kegiatan
membanding-bandingkan, mengkritik dan memutuskan.
4.
Membaca Sebagai Proses Persepsi
Tokoh
perintisnyaadalah D.H.Russel (1956) pendapatnya: untuk memudahkan pemahaman
terhadap membaca sebagai proses mempersepsi. Persepsi itu adalah hasil belajar.
Terbentuknya persepsi, ada dua teori yang menerangkan:
a. Teori sintetik: memandang bahwa persepsi
terbentuk dalam proses belajar mengasosiasikan stimulus dengan respon bermakna;
b. Teori analitik: bahwa pembentukan
persepsi itu berlangsung secara bertahap.
Tahapan-tahapan itu adalah:
1. Membaca mereaksi suatu stimulus sebagai
suatu pola yang kabur,
2. Reaksinya tertuju pada bagian-bagian dari
pola itu,
3. Pembaca mengintegrasikan hasil reaksi
bagia-bagian itu menjadi suatu pola baru yang jelas.
Teori
persepsi menerangkan proses pemahaman makna dalam kegiatan membaca. Dengan
dasar teori ini, pengajaran membaca disarankan untuk:
1. Memberikan pengalaman langsung kepada
siswa sehingga persepsinya akan menjadi jelas;
2. Memberi peluang kepada siswa untuk
menirukan sehingga mereka dapat menghayati apa yang ditirukan itu;
3. Membina penguasaan terhadap pola
bagian-bagian bacaan, yang akan memudahkan siswa mengintegrasikannya menjadi
pola keseluruhan yang utuh;
4. Membimbing siswa menganalisis hubungan
yang akan membantu mereka memperoleh persepsi, lebih lagi kalau stimulus yang
direspon siswa rumit keadaannya;
5. Memberi peluang kepada siswa mengalami
mengasosiasikan variasi berbagai bentuk bahasa;
6. Menajamkan ingatan mereka terhadap yang
telah dipahami.
Dalam
setiap proses membaca, tujuan utamanya adalah menangkap makna dari
simbol-simbol verbal yang tertulis. Aspek lain dari membaca adalah menerapkan
berpikir dalam membaca, memecahkan persoalan, menemukan nilai-nilai bacaan, dan
sebagainya.
Teori
membaca sebagai proses persepsi cukup tepat dimanfaatkan untuk membina
penguasaan keterampilan dasar dalam membaca, jika ini telah dikuasai maka
keterampilan-keterampilan yang lebih rumit akan lebih mudah dikuasai.
BAB II
KESIMPULAN
Membaca pada
hakikatnya adalah proses yang bersifat fisik dan psikologis, proses yang berupa
fisik merupakan kegiatan mengamati tulisan secara visual dan merupakan proses mekanis
dalam membaca. Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian
kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding process),
berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding).membaca
adalah suatu proses yang bersangkut paut dengan bahasa.
Tujuan membaca
ada yang bersifat umum dan khusus. Tujuan yang bersifat umum diantaranya: Untuk
memperoleh informasi untuk suatu tujuan atau merasa penasaran tentang suatu
topik, untuk memperoleh berbagai petunjuk tentang cara melakukan suatu tugas
bagi pekerjaan atau kehidupan sehari-hari (misalnya, mengetahui cara kerja
alat-alat rumah tangga), dan untuk berakting dalam sebuah drama, bermain game,
menyelesaikan teka teki. Sedangkan tujuan membaca yang bersifat khusus diantaranya: membaca untuk memperoleh
perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for detail or facts), membaca
untuk memperoleh ide-ide utama(reading
for main ideas).
Kegiatan membaca mempuyai manfaat yang
besar pada diri, menurut Jordan E.Ayan (dalam kuantum reading. 2004 36) bahwa
membaca mempunyai manfaat sebagai berikut:
1.
Membaca
menambah kosa kata dan pengetahuan akan tata bahasa dan kata kalimat. Membaca
memperkenalkan kita pada banyak ragam ungkapan kreatif. Dengan demikian, dapat
mempertajam kepekaan bahasa dan kemampuan menyatakan perasaan;
2.
Banyak
buku dan artikel yang mengajak kita untuk berintrospeksi diri dan
melontarkan pertanyaan serius mengenai nilai perasaan dan hubungan kita dengan
orang lain;
3.
Membaca
memicu imajinsi. Buku atau catatan yang baik mengajak kita membayangkan dunia
beserta isinya, lengkap dengan segala kejadian, lokasi, dan karakternya.
Teori membaca adalah rincian yang
sistematis tentang proses membaca dan faktor-faktor yang mempengaruhi, yang diharapkan
dapat menggambarkan secara teknis dan jelas bagaimana proses membaca itu
berlangsung.Berdasarkan pendekatan konseptual, muncul teori membaca goodman.
Goodman(kenneith s .goodman), memandang membaca sebagai proses
komunikasi dengan dasar titik tolaknya pada linguistik terapan, yaitu sebagai
sesuatu yang mengandung pesan.
DAFTAR PUSTAKA
Jauharoti,
Alfin, Dkk. 2008. Bahasa Indonesia 1. Edisi Pertama. Surabaya: Learning
Assistance Program For Islamic School (LAPIS) Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
Tarigan,
Henry Guntur. 2008. Membaca Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Percetakan Angkasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar