Flying Cute Baby Blue Butterfly

Senin, 16 Maret 2015

Makalah Indonesia : Hakikat, Fungsi, Tujuan dan Teori Membaca



BAB I
PEMBAHASAN

A.   Hakikat Membaca
Kridalaksa mengemukakan bahwa dalam kegiatan membaca melibatkan dua hal, yaitu:
1.      Membaca yang berimflikasi adanya pemahaman;
2.      Teks yang berimflikasi adanya penulis.
Membaca pada hakikatnya adalah proses yang bersifat fisik dan psikologis, proses yang berupa fisik merupakan kegiatan mengamati tulisan secara visual dan merupakan proses mekanis dalam membaca. Proses mekanis tersebut dilanjut dengan mengelola informasi. Prosep psikologis itu dimulai indra visual mengirimkan hasil pengamatan terhadap tulisan ke pusat kesadaran melalui sistem syaraf, melalui proses decoding gambar-gambar bunyi dan kombinasinya itu kemudian diidentifikasi, diuraikan, dan diberi makna. (Membaca Untuk Kelas 3. 2003: 26)
Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal.Karena, dalam membaca tidak hanya melapalkan tulisan-tulisan melainkan melibatkan aktivitas visual dan berpikir. (Sutoyo. 2000:203).
Membaca adalah suatu proses yang dilakulan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.
Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding process), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan/ cetakan menjadi bunyi yang bermakna. (Prof.Dr. Hendry Guntur Tarigan. 2008:7)
Istilah-istilah linguistikdecoding dan encoding tersebut akan lebih mudah dimengerti kalau kita dapat memahami bahwa bahasa (language) adalah sandi (code) yang direncanakan untuk membaca/ mengandung makna (meaning). Membaca pun dapat diartikan sebagai suatu metode yang kita pergunakan untuk berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan kadang-kadang dengan orang lain, yaitu mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis. Bahakan, ada pula beberapa penulis yang seolah-olah beranggapan bahwa membaca adalah suatu kemampuan untuk melihat lambang-lambang tertulis serta mengubah lambang-lambang tersebut melalui fonik (phonics =suatu metode pengajaran membaca, ucapan, ejaan, berdasarkan interpretasi fotenik terhadap ejaan biasa) menjadi/ menuju membaca lisan (oral reading) membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yag terkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Jelaslah bagi kita bahwa membaca adalah suatu proses yang bersangkut paut dengan bahasa. Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembicaraan di atas adalah bahwa membaca adalah memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya. (Prof.Dr. Hendry Guntur Tarigan.2008:8)

B.   Tujuan Membaca
Kegiatan membaca yang dilakukan oleh seseorang tentu meemiliki tujuan tertentu, yaitu tujuan umum dan khusus.
1.      Tujuan umum
Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan.
Berkaitan dengan tujuan membaca, Rivers dan Temperly (1978) mengajukan tujuh tujuan utama dalam membaca:
a.       Untuk memperoleh informasi untuk suatu tujuan atau merasa penasaran tentang suatu topik;
b.      Untuk memperoleh berbagai petunjuk tentang cara melakukan suatu tugas bagi pekerjaan atau kehidupan sehari-hari (misalnya, mengetahui cara kerja alat-alat rumah tangga);
c.       Untuk berakting dalam sebuah drama, bermain game, menyelesaikan teka teki;
d.      Untuk berhubungan dengan teman-teman dengan surat menyurat atau untuk memahami surat-surat bisnis;
e.       Untuk mengetahui kapan dan di mana sesuatu akan terjadi atau apa yang  tersedia;
f.       Untuk mengetahui apa yang sedang terjadi atau telah terjadi (sebagaimana dilaporkan dalam koran, majalah, dan laporan);
g.      Untuk memperoleh kesenangan atau hiburan.
2.      Tujuan Khusus
a.      Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh tokoh, apa-apa yang telah dibuat oleh tokoh, apa yang telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh tokoh.Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for detail or facts);
b.      Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang dialami tokoh, dan merangkumkan hal-hal yng dilakukan oleh tokoh untuk mencapai tujuannya.Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama(reading for main ideas);
c.       Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua dan ketiga/seterusnya, setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan atau kejadian-kejadian buat dramatisasi. Ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for sequence or organization);
d.      Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal.Ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference);
e.       Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak bisa, tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading to classify);
f.       Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh tokoh, atau bekerja seperti cara tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini disebut membaca menilai, membaca mengevaluasi (reading to evaluate);
g.      Membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, dan bagaimana tokoh menyerupai membaca. Ini disebut membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading ucompare or contras). (Prof.Dr. Hendry Guntur Tarigan.2008: 9-11)

C.   Fungsi Membaca
Kemampuan membaca merupakan faktor  yang sangat mendasar bagi perkembangan sumber daya manusia. Kemampuan  membaca bagi siswa juga merupakan kemampuan dasar dalam belajar.  Karena hampir semua kemampuan untuk memperoleh informasi dalam belajar tergantung pada kemampuan tersebut. Melalui membaca, siswa dapat menggali informasi,mempelajari pengetahuan,memperkaya pengalaman,mengembangkan wawasan dan mempelajari segala sesuatu. Oleh sebab itu,siswa yang belum mampu membaca dengan baik,akan kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada semua mata pelajaran. Mereka akan mengamati kesulitan menangkap dan memahami informasi yang disajikan dalam berbagai buku pelajaran,buku-buku bacaan penunjang, dan sumber-sumber belajar tertulis lainnya. Siswa tersebut juga akan lambat dalam menyerap pelajaran akibat terganggu atau lambatnya perolehan kemampuan membaca sehingga perkembangan belajar siswa selanjutnya akan terlambat bahkan gagal.
Kegiatan membaca mempuyai manfaat yang besar pada diri,menurut Jordan E.Ayan (dalam kuantum reading. 2004 36) bahwa membaca mempunyai manfaat sebagai berikut:
1.      Membaca menambah kosakata dan pengetahuan akan tata bahasa dan kata kalimat. Membaca memperkenalkan kita pada banyak ragam ungkapan kreatif. Dengan demikian,dapat mempertajam kepekaan bahasa dan kemampuan menyatakan perasaan;
2.      Banyak buku dan artikel yang mengajak kita untuk berintrospeksi diri dan melontarkan pertanyaan serius mengenai nilai perasaan dan hubungan kita dengan orang lain;
3.      Membaca memicu imajinsi. Buku atau catatan yang baik mengajak kita membayangkan dunia beserta isinya, lengkap dengan segala kejadian,lokasi, dan karakternya.
Dengan demikian, banyak manfaat yang dapat kita ambil dari kegiatan membaca. Dengan membaca kita dapat “Membuka Jendela Dunia”. Artinya  dengan membaca maka akan didapat berbagai pengetahuan dan informasi yang akan memperkaya dirinya dalam melihat cakrawala dunia, dan dengan membaca, kita juga akan memperoleh kesenangan. Hal ini terjadi jika yang kita baca adalah bacaan-bacaan sastra, biografi tokoh, dan bacaan ringan lainnya. Selain itu, dengan membaca kita akan mendapatkan penilaian dan kritik. Ini dapat terjadi jika yang kita baca adalah bacaan-bacaan yang berkaitan dengan profesi kita atau kegiatan yang sering kita lakukan. Dengan membaca kita juga akan mendapatkan nilai,sikap,dan ajaran-ajaran moral tertentu. Hal ini terjadi jika yang kita baca adalah buku atau bacaan semacan kitab suci maupun buku kerohanian yang lain. Membaca juga dapat bermanfaat untuk penyembuhan. Penyembuh bukan hanya diartikan sebagai penyembuh penyakit fisik saja, tetapi juga penyakit psikis.
Membaca juga dapat dijadikan tujuan mencari pahala, bahkan membaca merupakan ibadah yang paling utama (setelah ibadah fardu). Membaca yang semula merupakan sarana mencari pengetahuan ternyata dapat dijadikan tujuan.Selain tujuan mencari pahala membaca juga dapat dijadikan pengobat hati yang sakit dengan syarat bacaan itu di sertai dengan pemahaman.

D.   Teori Membaca
Teori membaca adalah rincian yang sistematis tentang proses membaca dan faktor-faktor yang mempengaruhi, yang diharapkan dapat menggambarkan secara teknis dan jelas bagaimana proses membaca itu berlangsung. Banyak manfaat yang dapat kita ambli dari mempelajari teori membaca. Bagi orang awam umumnya, manfaat teori membaca adalah untuk mengetahui dan meningkatkan kemampuan membaca.
Berdasarkan pendekatan konseptual, muncul teori  membaca goodman. Goodman
(kenneith s .goodman), memandang membaca sebagai proses komunikasi dengan dasar titik tolaknya pada linguistik terapan, yaitu sebagai sesuatu yang mengandung pesan. Prinsip-prinsp pengajarannya sebagai berikut :
1.      Membaca selalu berlibat dengan level pemahaman tertentu, karena membaca selalu mengungkapkan sesuatu;
2.      Paparan bahasa dalam tulisan harus diperhatikan;
3.      Membaca dan menulis permulaan tidak di perkenankan menggunakan kosakata yang terlalu besar, artinya kosakata itu berkaitan dengan kehidupan sehari-hari;
4.      Bahasa yang digunakan harus yang sudah dikenal anak;
5.      Hindari menggunakan gambar untuk menerangkan makna;
6.      Mengusahakan kesejajaran membaca, menyimak dan menulis.
Pandangan terhadap proses membaca adalah sebagai berikut :
1.      Membaca dimulai dengan bentuk bahasa penulis;
2.      Tujuan membaca adalah merekonstruksi makna yang ada dalam diri pengarang;
3.      Ada hubungan bahasa lisan dengan bahasa tulis, khususnya dalam penulisan tentang alfabetis;
4.      Persepsi visual termasuk dalam proses membaca. Artinya proses membaca bukan dimulai ketika seseorang memaknai kata tetapi begitu orang melihat tanda baca, mulai itulah proses membaca berlangsung;
5.      Bentuk huruf, urutannya serta kelompoknya tidak membawa makna pada dirinya, maknanya ada pada diri pengarang atau pembaca;
6.      Pada umumnya, pembaca mampu merekonstruksi apa yang ditekankan oleh pengarang.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses membaca oleh pembaca adalah :
1.      Tulisan, yang berfungsi sebagai input garfis,yaitu yang tercetak atau terlihat;
2.      Bagaimana bahasa itu bekerja dan bagaimana bahasa itu digunakan oleh pembaca. Misalnya pemilihan kata-kata diksinya;
3.      Seberapa banyak pengetahuan dan pengalaman pembaca yang digunakan untuk merekonstruksi makna yang dituangkan oleh pengarang, misalnya perbedaan profesi.
Sistem Perseptual Yang Termasuk Dalam Membaca:
1.      Membaca Sebagai Proses Visual
Tokoh teori ini adalah Emile Javar. Pandanagan yang menganggap membaca sebagai proses visual, memusatkan perhatian pada proses: memperluas jangkauan mata, gerak,atau dipersingkat, untuk tingkat lanjut. Proses membaca menurut teori ini adalah :
a.       Sebelum membaca yang sebenarnya baru dimulai, pembaca mengamati bacaan secara global;
b.      Ketika proses membaca dimulai mata bergerak-gerak, melompat-melompat dari kiri ke kanan dengan rentangan lompatan yang tidak sama lebarnya. Setiap lompatan diikuti dengan pemberhentian sesaat (fiksasi/ sedang mencamkan) untuk memaknai yang telah membaca dalam satu lompatan;
c.       Setelah baris yang pertama berhasil dibaca, selanjutnya mata membuat lompatan panjang ke kiri, ke awal baris kedua untuk kemudian melakukan lompatan-lompatan membaca seperti baris pertama tadi.
2.      Membaca Sebagai Proses Menerapkan Perangkat Keterampilan
Tokoh teori ini adalah William S Gray. Pendapatnya : membaca tidak lain dari kegiatan pembaca menerapkan sejumlah keterampilan mengolah tuturan tulisan (bacaan) yang dibacanya dalam rangka memahami bacaan itu. Jenis-jenis keterampilan yang dianggapnya mendasar sifatnya ialah :
a.       Keterampilan mengenal atau merekognisi kata;
b.      Keterampilan memahami isi tersurat, yang meliputi :
·         Keterampilan menangkap ide pokok paragraf dan ide-ide penjelas;
·         Keterampilan menemukan hubungan antara ide dalam bacaan;
·         Keterampilan menangkap isi pokok dalam bacaan.
c.       Keterampilan memahami isi yang tersirat yang meliputi :
·         Keterampilan mengidentifikasi tujuan atau maksud pengarang, “mood” serta sikapnya terhadap pembaca;
·         Keterampilan menalarkan pemilihan kata-kata, gaya bahasa, dan retorik dari pengarang;
·         Keterampilan menentukan nilai dan fungsi isi bacaan berdasarkan pengetahuan serta pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya oleh pembaca.
3.      Membaca Sebagai Proses Berpikir dan Bernalar
Teori ini dirintis pengembangnya oleh Edward L.Thordike. Menurut pendapatnya, berpikir adalah kegiatan jiwa yang tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan proses membaca. Dalam membaca bekerja bermacam-macam ide berpikir termasuk didalamnya :
a.       Kegiatan mengkognisi, yaitu kegiatan mengenal kata;
b.      Kegiatan mengingat (memory), yaitu kegiatan mengingat hasil pengajaran yang telah dimiliki untuk mentafsirkan makna kata-kata, simbol-simbol dan ide-ide;
c.       Kegiatan berpikir konvergentif, yaitu menghasilkan nalar secara induktif;
d.      Kegiatan berpikir divergentif, yaitu menghasilkan nalar secara deduktif;
e.       Kegiatan menilai, yang meliputi kegiatan membanding-bandingkan, mengkritik dan memutuskan.
4.      Membaca Sebagai Proses Persepsi
Tokoh perintisnyaadalah D.H.Russel (1956) pendapatnya: untuk memudahkan pemahaman terhadap membaca sebagai proses mempersepsi. Persepsi itu adalah hasil belajar. Terbentuknya persepsi, ada dua teori yang menerangkan:
a.       Teori sintetik: memandang bahwa persepsi terbentuk dalam proses belajar mengasosiasikan stimulus dengan respon bermakna;
b.      Teori analitik: bahwa pembentukan persepsi itu berlangsung secara bertahap.
Tahapan-tahapan itu adalah:
1.      Membaca mereaksi suatu stimulus sebagai suatu pola yang kabur,
2.      Reaksinya tertuju pada bagian-bagian dari pola itu,
3.      Pembaca mengintegrasikan hasil reaksi bagia-bagian itu menjadi suatu pola baru yang jelas.
Teori persepsi menerangkan proses pemahaman makna dalam kegiatan membaca. Dengan dasar teori ini, pengajaran membaca disarankan untuk:
1.      Memberikan pengalaman langsung kepada siswa sehingga persepsinya akan menjadi jelas;
2.      Memberi peluang kepada siswa untuk menirukan sehingga mereka dapat menghayati apa yang ditirukan itu;
3.      Membina penguasaan terhadap pola bagian-bagian bacaan, yang akan memudahkan siswa mengintegrasikannya menjadi pola keseluruhan yang utuh;
4.      Membimbing siswa menganalisis hubungan yang akan membantu mereka memperoleh persepsi, lebih lagi kalau stimulus yang direspon siswa rumit keadaannya;
5.      Memberi peluang kepada siswa mengalami mengasosiasikan variasi berbagai bentuk bahasa;
6.      Menajamkan ingatan mereka terhadap yang telah dipahami.
Dalam setiap proses membaca, tujuan utamanya adalah menangkap makna dari simbol-simbol verbal yang tertulis. Aspek lain dari membaca adalah menerapkan berpikir dalam membaca, memecahkan persoalan, menemukan nilai-nilai bacaan, dan sebagainya.
Teori membaca sebagai proses persepsi cukup tepat dimanfaatkan untuk membina penguasaan keterampilan dasar dalam membaca, jika ini telah dikuasai maka keterampilan-keterampilan yang lebih rumit akan lebih mudah dikuasai.



















BAB II
KESIMPULAN

Membaca pada hakikatnya adalah proses yang bersifat fisik dan psikologis, proses yang berupa fisik merupakan kegiatan mengamati tulisan secara visual dan merupakan proses mekanis dalam membaca. Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding process), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding).membaca adalah suatu proses yang bersangkut paut dengan bahasa.
Tujuan membaca ada yang bersifat umum dan khusus. Tujuan yang bersifat umum diantaranya: Untuk memperoleh informasi untuk suatu tujuan atau merasa penasaran tentang suatu topik, untuk memperoleh berbagai petunjuk tentang cara melakukan suatu tugas bagi pekerjaan atau kehidupan sehari-hari (misalnya, mengetahui cara kerja alat-alat rumah tangga), dan untuk berakting dalam sebuah drama, bermain game, menyelesaikan teka teki. Sedangkan tujuan membaca yang bersifat khusus  diantaranya: membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for detail or facts), membaca untuk memperoleh ide-ide utama(reading for main ideas).
Kegiatan membaca mempuyai manfaat yang besar pada diri, menurut Jordan E.Ayan (dalam kuantum reading. 2004 36) bahwa membaca mempunyai manfaat sebagai berikut:
1.         Membaca menambah kosa kata dan pengetahuan akan tata bahasa dan kata kalimat. Membaca memperkenalkan kita pada banyak ragam ungkapan kreatif. Dengan demikian, dapat mempertajam kepekaan bahasa dan kemampuan menyatakan perasaan;
2.         Banyak buku dan artikel yang mengajak kita untuk berintrospeksi diri dan melontarkan pertanyaan serius mengenai nilai perasaan dan hubungan kita dengan orang lain;
3.         Membaca memicu imajinsi. Buku atau catatan yang baik mengajak kita membayangkan dunia beserta isinya, lengkap dengan segala kejadian, lokasi, dan karakternya.
Teori membaca adalah rincian yang sistematis tentang proses membaca dan faktor-faktor yang mempengaruhi, yang diharapkan dapat menggambarkan secara teknis dan jelas bagaimana proses membaca itu berlangsung.Berdasarkan pendekatan konseptual, muncul teori membaca goodman. Goodman(kenneith s .goodman), memandang membaca sebagai proses komunikasi dengan dasar titik tolaknya pada linguistik terapan, yaitu sebagai sesuatu yang mengandung pesan.


DAFTAR PUSTAKA

Jauharoti, Alfin, Dkk. 2008. Bahasa Indonesia 1. Edisi Pertama. Surabaya: Learning
Assistance Program For Islamic School (LAPIS) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Percetakan Angkasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar